(Koleksi –032003)

 

Aku telah jauh berlari

Mencoba sejauh mungkin tuk hindari

Namun kenyataan membawaku

Kembali ke tengah pusaran

Menyeretku dalam kedalaman nan pekat

 

Tersekat tenggorokanku

Tiada ruang tuk bernafas

Aku berjalan antara hidup dan mati

Menyibak setiap tirai misteri yang menghalangi

Menghempas lajunya bayu menerpa

Memaku jiwaku dalam dua persimpangan.

 

Note:

“Cinta adalah hal yang indah untuk dijalani para remaja bahkan orang dewasa sekalipun. Manusia memang dikaruniai Allah dengan rasa berupa cinta. Baik cinta terhadap sesuatu ,cinta berupa kasih sayang terhadap sesama ataupun cinta terhadap lawan jenis. Dan cinta yang dialami remaja ibarat pasang surut air laut. Satu sisi ia akan membawa kebahagiaan, sisi lain akan membawa kepedihan.

Dalam puisi ini, saat itu aku tengah mengalami keterpasungan dalam penantian akan kepastian. Aku adalah orang yang tidak mudah untuk melupakan jejak perasaan. Seseorang yang pernah kutempatkan diruang istimewa tiddak bisa begitu saja jejaknya hilang meskipun ia telah pergi meninggalkan luka. Aku masih sangat berharap akan kisah itu kembali lagi. Namun aku juga tidak mau terus terjebak dalam perasaan yang tak menuai harapan. Aku seperti orang yang bingung ditengah persimpangan jalan. Itulah gambaran tentang perasaan.”

Tinggalkan komentar